Sekolah La Rimpu: Mendidik Perempuan di Garda Terdepan Perdamaian

Bima, Nusa Tenggara Barat, pada dekade terakhir, kerap dilanda serangkaian konflik antar-kampung yang berkepanjangan. Mulai dari bentrokan antara Desa Ngali dan Desa Renda pada tahun 2009, kemudian konflik antara Desa Samili dan Desa Dadibou, hingga konflik di Desa Roi dan Desa Roka pada tahun 2012. Peristiwa-peristiwa ini menjadi bukti bahwa kekerasan antar-desa merupakan masalah serius yang terus berulang di wilayah ini. Konflik-konflik ini tidak hanya menimbulkan korban jiwa dan kerusakan fisik, tetapi juga meninggalkan trauma mendalam bagi masyarakat.

Upaya penyelesaian konflik di Bima telah dilakukan, namun pendekatan yang digunakan cenderung bersifat top-down dan kurang melibatkan partisipasi masyarakat secara luas. Padahal, masyarakat memiliki potensi besar untuk menyelesaikan konflik melalui cara-cara yang lebih relevan dengan konteks lokal, seperti memanfaatkan pengetahuan tradisional dan melibatkan perempuan dalam proses pembangunan perdamaian.

Sekolah La Rimpu: Mendidik Perempuan di Garda Terdepan Perdamaian

Di tengah situasi yang kompleks ini, Sekolah Rintisan Perempuan untuk Perubahan (La Rimpu) hadir sebagai sebuah inisiatif yang unik. Sekolah ini didirikan pada 21 April 2018 oleh pasangan suami istri, Atun Wardatun dan Abdul Wahid, yang merupakan dosen dan pegiat literasi di wilayah Nusa Tenggara Barat. Dengan fokus pada pemberdayaan perempuan agar terlibat dalam proses bina damai dan resolusi konflik. La Rimpu berupaya membangun perdamaian dari akar rumput, melalui sekolah-sekolah binaan yang terus berkembang untuk memperkuat jaringan perempuan yang berkomitmen sebagai penggerak perubahan. Pendekatan bottom-up yang diusung La Rimpu menjadi pelengkap bagi upaya-upaya pemerintah dalam mengatasi konflik, dengan melibatkan masyarakat secara langsung, khususnya perempuan, sebagai agen perdamaian.

La Rimpu berkomitmen untuk memberdayakan perempuan di berbagai tingkat,d individu, keluarga, dan komunitas agar mereka dapat berkontribusi secara aktif dalam membangun masyarakat yang damai. Dengan demikian, perempuan tidak hanya menunggu dan menjadi penerima manfaat perubahan, tetapi juga menjadi penggerak utama perubahan.

La Rimpu memahami bahwa perempuan memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan. Oleh karena itu, La Rimpu secara aktif memberdayakan perempuan, terutama di wilayah yang rawan konflik atau yang baru-baru ini mengalami konflik kekerasan, untuk mengambil peran sebagai pemimpin yang membawa nilai-nilai perdamaian yang diusung La Rimpu melalui filosofi 3M (Mahawo, Manggawo, Marimpa). Dengan begitu, perempuan dapat menjadi tokoh yang mendinginkan suasana konflik (manggawo), memberikan keamanan dan perlindungan (mahawo), serta menyebarkan inspirasi (marimpa).

Sekolah perempuan La Rimpu berfungsi sebagai wadah pertemuan bagi perempuan untuk meningkatkan kapasitas. Di sekolah ini, perempuan didorong untuk saling mengenali dan mengembangkan potensi diri mereka melalui berbagai serangkaian kegiatan, dengan harapan mereka dapat berdaya dan memberikan inspirasi bagi keluarga, masyarakat, dan negara. Mengingat konflik sering dipicu oleh perkelahian remaja dan anak-anak akibat pola asuh yang kurang tepat di keluarganya, oleh sebab itu, selain suami, perempuan memegang peranan penting dan strategis dalam memelihara kerukunan dan perdamaian di tingkat keluarga serta mencegah kekerasan.

Kerukunan dan perdamaian di suatu daerah dapat diwujudkan dengan dimulai dari keluarga-keluarga yang harmonis. Keharmonisan ini berawal dari peran ibu yang penuh cinta dan mampu meneduhkan (mahawo) dalam mengasuh serta mendidik anak-anaknya. Oleh karena itu, La Rimpu memberikan perhatian khusus pada perempuan binaan di desa yang rawan koflik melalui pendampingan dan pembinaan yang lebih intensif. Salah satu focus utama mereka adalah edukasi tentang pola pengasuhan anak, karena acapkali terjadi perkelahian antar remaja dan pemuda di desa memicu permusuhan dan dendam yang berkepanjangan, seperti yang umum terjadi di berbagai wilayah desa di Kabupaten Bima.

Penulis

Opini

Di sini kita membahas topik terkini tentang perempuan dan upaya bina damai, ingin bergabung dalam diskusi? Kirim opini Anda ke sini!

Scroll to Top