Menilik Panduan RISE: Aksi Pendekatan Baru United States Institute of Peace (USIP) dalam Rekonsiliasi Konflik Kekerasan Ekstremisme

Kegelapan bagi mantan kelompok ekstremisme pasca-konflik belum selesai sampai mereka terlepas dari kekerasan ekstremisnya saja, karena untuk proses reintegrasi mantan anggota kelompok ekstremis, memiliki tantangan yang sulit dan terbilang cukup berat, karena harus melewati berbagai macam fase untuk mengedukasi tidak hanya para mantan kelompok ekstremis, melainkan masyarakat yang nantinya akan menerima mereka di ruang lingkup sosial tempat mantan kelompok ekstremis tinggal.

Dalam menghadapi tantangan ini, United States Institute of Peace (USIP) meluncurkan panduan aksi Rehabilitation and (Re)integration through Individual, Social and Structural Engagement (RISE) pada 17 November 2023 lalu, panduan ini menyediakan kerangka kerja pembangunan perdamaian untuk membantu para pemangku kepentingan lokal, pemerintah, dan penyandang dana untuk mengupayakan rehabilitasi dan reintegrasi pada mantan kelompok ekstremis.

Menilik Panduan RISE: Aksi Pendekatan Baru United States Institute of Peace (USIP) dalam Rekonsiliasi Konflik Kekerasan Ekstremisme

RISE adalah bentuk perluasan dari rekonsiliasi pasca-konflik bagi para mantan kelompok ekstremis, para peneliti menyadari jika pendekatan yang selama ini dilakukan, yaitu dengan hukuman, isolasi, dan menahan mantan napiter di kamp pengungsian tanpa adanya kepastian pada akses pendidikan, dukungan psikologis, dan kesempatan dalam ekonomi, akan dengan mudah menyasar kembali para mantan napiter dalam radikalisasi ulang, terutama pada perempuan dan anak-anak.

Panduan aksi RISE menawarkan kerangka kerja untuk mendukung pelepasan mantan napiter dari kekerasan ekstremis, yaitu dengan melakukan pendekatan yang mencakup, individu, sosial, dan struktural.

  1. Dukungan Psikologis untuk Terwujudnya Transformasi Individu

Dalam panduan aksi RISE, terdapat tiga pendekatan, salah satunya adalah pendekatan untuk individu, hal ini tentunya berfokus mantan napiter untuk mendapatkan pemulihan secara intensif pasca-konflik. RISE memfokuskan pada dukungan psikologis dan layanan kesehatan yang diberikan kepada para mantan napiter, khususnya bagi anak-anak dan perempuan yang menunjukkan perilaku agresif karena mengalami trauma yang mendalam.

  1. Stigma dan Penerimaan Masyarakat pada Mantan Napiter di Lingkungan Sosial

Pada tahap sosial, mantan napiter seringkali kesulitan diterima oleh masyarakat, hal ini dikarenakan stigma masyarakat yang sudah mengakar dan menganggap jika mantan napiter adalah ancaman yang berbahaya bagi lingkungan sosial mereka. Oleh karena itu, transformasi identitas yang dilakukan oleh RISE mengajak setiap orang yang memiliki kepentingan untuk berperan besar dalam proses rekonsiliasi, entah dari mantan napiter, masyarakat hingga pemerintahan setempat, karena diharapkan dalam memberi kesempatan kepada mantan napiter dapat menumbuhkan identitas yang baru untuk mereka, dan dapat mendorong partisipasi sosial melalui interaksi yang lebih luas dengan masyarakat.

  1. Rekonsiliasi Struktural dan Upaya Keadilan Restoratif

Rekonsiliasi tahap struktural lebih menekankan pada keadilan restoratif bagi mantan kelompok kekerasan ekstremis, selain itu membangun struktur sosial dan ekonomi di lingkungan masyarakat tempat mereka tinggal dapat mewujudkan lingkungan yang inklusif dan dapat menekan adanya pengaruh radikal yang bisa saja muncul kembali.

RISE menggunakan kerangka Preventing and Countering Violent Extremism (PCVE) pada penerapan enam modulnya yaitu, meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan, mendukung pemulihan trauma pasca-konflik, mengurangi stigma negatif, memfasilitasi rasa memiliki secara sosial, mendorong keadilan dan rekonsiliasi, serta membangun ketahanan pada masyarakat.

United State Institute of Peace (USIP) mengimplementasikan panduan ini di beberapa negara konflik yang terdampak kekerasan ekstremis. Dalam hal ini, tim United State Institute of Peace (USIP) di Irak memberikan contoh terkait implementasi RISE untuk mendukung pemulangan dan reintegrasi keluarga Irak yang dianggap berafiliasi dengan ISIS.  Tim RISE telah menyelesaikan latihan pemetaan stigma di Provinsi Anbar untuk memahami manifestasi stigma dan keterlibatan masyarakat dalam pemulangan mereka.

Upaya aksi dari RISE ini tentunya relevan pada wilayah konflik yang sudah berada di status stabil, RISE dapat langsung diterapkan di kamp-kamp pengungsian, mengingat ribuan mantan anggota ekstremis perlu direintegrasikan kembali ke masyarakat, selain itu perlu adanya pendekatan berbasis komunitas untuk mewujudkan program RISE dapat berjalan dengan baik, karena fokus penerapan RISE tidak hanya pada mantan napiter saja, melainkan mencakup korban dan lingkungan masyarakat tempat mantan napiter dipulangkan nanti. Reintegrasi mantan kelompok ekstremis bukan hanya menekankan pada tugas kemanusiaannya saja, akan tetapi merupakan langkah yang besar dan strategis dalam mencegah konflik berkelanjutan.

RISE berperan penting dalam pendekatan dan rekonsiliasi konflik yang unik dan inovatif, dengan fokus pada keterlibatan yang berkelanjutan, positif dan inklusif antara mantan kelompok ekstremis dengan anggota masyarakat serta pemerintahan setempat, hal ini diharapkan dapat membangun hubungan dan ikatan sosial untuk menghasilkan rasa kebersamaan dengan menawarkan identitas yang baru, dan memperkuat pertahanan untuk mencegah adanya radikalisasi ulang.

Penulis

Opini

Di sini kita membahas topik terkini tentang perempuan dan upaya bina damai, ingin bergabung dalam diskusi? Kirim opini Anda ke sini!

Scroll to Top