Masa Depan WGWC: Lima Pilar Penting Kontra Radikalisme Berbasis Gender

Women-Gender-Women Coalition (WGWC) telah menorehkan jejak penting dalam upaya pencegahan dan kontra radikalisme. Tidak hanya sekadar mengadvokasi kebijakan yang lebih sensitif terhadap gender, WGWC juga menjadi katalisator bagi aksi kolektif masyarakat sipil. Di tengah tantangan yang semakin kompleks, visi mereka terus berkembang dengan menghadirkan pendekatan-pendekatan segar. Lima pilar utama yakni desekuritisasi, degeneralisasi, desentralisasi, demaskulinisasi, dan intergenerasional. Kelima pilar ini menjadi panduan strategis yang bukan hanya menjawab kebutuhan masa kini, tetapi juga merancang masa depan yang lebih inklusif dan berkeadilan. 

Artikel ini mengupas bagaimana pilar-pilar tersebut menjadi landasan transformasi WGWC dalam menghadapi ekstremisme kekerasan secara lebih manusiawi dan berkelanjutan.

Masa Depan WGWC: Lima Pilar Penting Kontra Radikalisme Berbasis Gender

 

Desekuritisasi: Pelibatan Berbagai Sektor 

Desekuritisasi adalah upaya mengembalikan isu terorisme dari ranah keamanan ke ranah politik non-keamanan yang lebih normal. WGWC memanfaatkan pendekatan whole government and whole society untuk melibatkan berbagai pihak, termasuk perempuan, anak muda, dan komunitas lokal, dalam pencegahan radikalisasi. Dengan menjadikan pengalaman perempuan dan anak sebagai dasar kebijakan, WGWC mengintegrasikan pendekatan peacebuilding melalui Reflective Structured Dialogue (RSD). Pendekatan ini membangun komitmen jangka panjang untuk resiliensi sosial, melibatkan komunitas secara langsung dalam reintegrasi sosial mantan narapidana terorisme (napiter) dan keluarganya.

 

Degeneralisasi: Mengedepankan Inklusitas

Degeneralisasi menantang stereotip dan pandangan tunggal terhadap pengalaman perempuan, mengakui keragamannya berdasarkan identitas seperti agama, etnisitas, dan status sosial. WGWC mengeksplorasi berbagai peran perempuan dalam konteks terorisme, mulai dari eksekutor, propagandis, hingga pendamping damai. Dengan pendekatan ini, WGWC meninggalkan oposisi biner yang kaku tentang gender dan mendorong narasi bahwa perempuan dan laki-laki memiliki peran kompleks dalam ekstremisme. WGWC juga memfasilitasi ruang untuk aktor beragam dalam RAN PE, seperti anak muda dan korban, sehingga tercipta kebijakan dan narasi alternatif yang lebih spesifik dan inklusif.

 

Desentralisasi: Menjembatani Kebijakan Nasional dan Lokal

Ketika isu ekstremisme berbasis kekerasan merambah ke berbagai wilayah, solusi harus melibatkan lebih dari sekadar kebijakan pusat. WGWC menjadi katalisator dalam upaya desentralisasi dengan membantu membentuk Rencana Aksi Daerah (RAD) PE di berbagai provinsi. Dengan dukungan 89 organisasi masyarakat sipil, kebijakan ini melokalkan strategi nasional agar lebih relevan dengan kebutuhan daerah. Lebih dari itu, inisiatif ini menciptakan ruang transfer pengetahuan antara aktor pemerintah dan masyarakat sipil, melahirkan dokumen perencanaan strategis yang inklusif dan berkelanjutan.

Namun,  ini tak hanya berhenti di tataran teknis, WGWC memastikan bahwa perspektif gender menjadi landasan utama. Dalam prosesnya, perempuan bukan hanya dilihat sebagai korban, tetapi juga pemimpin dan agen perubahan. Perempuan yang sebelumnya terperangkap dalam narasi ekstremisme, kini muncul sebagai juru damai, menawarkan solusi reintegrasi sosial yang merangkul korban, pelaku, dan komunitas.

 

Demaskulinisasi: Menggeser Dominasi Narasi Maskulin

Selama ini, ekstremisme kekerasan didominasi oleh struktur maskulin, menciptakan norma yang menekan perempuan. WGWC memilih jalan berbeda dengan menggali kisah perempua dari para istri mantan teroris hingga napiter perempuan. Dalam program “WGWC Talks: Untold and Unheard Stories”, suara-suara yang akhirnya mendapatkan ruang yang selama ini absen di publik.

Cerita-cerita yang dikemas tak hanya menguak sisi kemanusiaan yang sering terabaikan, tetapi juga memperkenalkan pendekatan baru yang berbasis pengalaman perempuan. Dari dilema para napiter perempuan hingga perjuangan istri-istri pelaku terorisme yang berusaha membangun kembali hidup mereka, WGWC mengajarkan bahwa melawan ekstremisme tak bisa hanya melalui kekuatan fisik, melainkan melalui pengakuan atas pengalaman perempuan dan adopsi nilai-nilai baru yang inklusif.

 

Intergenerasional: Menyalakan Api Perubahan dari Generasi ke Generasi

Regenerasi menjadi nyawa dari gerakan WGWC. Kisah-kisah para perempuan yang berjuang melawan narasi ekstremisme telah menginspirasi anak-anak dan remaja untuk angkat bicara. Tetapi tantangannya tidak mudah. Banyak dari mereka, terutama yang baru keluar dari rehabilitasi, menghadapi tekanan lingkungan yang tak mendukung. Mereka hidup dalam bayang-bayang orang tua yang masih memegang ideologi ekstremis, dengan pengawasan BAPAS yang minim dan pendampingan CSO yang langka.

WGWC menyadari pentingnya regenerasi, membangun transfer nilai melalui mentorship yang setara antara generasi tua dan muda. Cerita-cerita praktik baik ini tak hanya menjadi inspirasi, tetapi juga menciptakan diskusi tentang perlindungan anak yang lebih holistik, dengan menempatkan anak sebagai korban meskipun terlibat dalam terorisme.

 

Gerakan WGWC dan Perjuangan

Di balik semua upaya ini, WGWC menempatkan cerita manusia sebagai inti perjuangan. Kisah para pamong perempuan yang setiap hari mendampingi napiter perempuan di Lapas menjadi bukti bahwa narasi kontra-ekstremisme dapat dilakukan dengan kelembutan, empati, dan dialog. Proses ini membuka mata banyak pihak tentang bagaimana figur ibu, tanggung jawab pada anak, dan kesempatan kedua bisa menjadi alat efektif melawan ekstremisme.

WGWC juga tidak hanya bekerja sebagai organisasi, tetapi sebagai ruang kolektif yang merangkul keberagaman, memberdayakan perempuan, dan mempersiapkan generasi muda untuk menjadi agen perubahan. Dengan menggabungkan desekuritisasi, degeneralisasi, desentralisasi, demaskulinisasi, dan intergenerasional, WGWC menunjukkan bahwa melawan ekstremisme bukan hanya soal melawan kekerasan, tetapi membawa kembali harapan. 

 

Sumber Referensi: 

Kholifah, D. R., & Masudi, G. (2024). Kerja pencegahan ekstremisme kekerasan: Sebuah persembahan 7 tahun Working Group on Women and PCVE (WGWC) (pp. 77–81). WGWC.

 

Penulis

Opini

Di sini kita membahas topik terkini tentang perempuan dan upaya bina damai, ingin bergabung dalam diskusi? Kirim opini Anda ke sini!

Scroll to Top