Kisah Nuna: Selamatkan Anak-anak Korban Ekstremisme 

Ekstremisme kekerasan merupakan sebuah ancaman bagi stabilitas keamanan dunia global. Ekstremisme yang dilakukan oleh kelompok radikal banyak menyasar kelompok rentan seperti perempuan dan anak-anak sebagai korban. 

Salah satu kasus ekstremisme yang melibatkan anak-anak sebagai korbannya adalah tragedi yang terjadi pada Mei 2018 terjadi peledakan bom bunuh diri di Surabaya oleh kelompok ekstremis. Peledakan bom terjadi pada tiga gereja yaitu, Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuno, Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Madya, dan Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro. Pelaku peledakan tersebut tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa saja, yang mengejutkan adalah pelaku terorisme ini juga dilakukan oleh anak-anak. Anak-anak ikut terlibat dalam aksi terorisme tersebut hingga ditangkap oleh Detasemen Khusus (Densus) dan ditahan oleh Lembaga Pemasyarakatan (Lapas). 

Kisah Nuna: Selamatkan Anak-anak Korban Ekstremisme 

Khariroh Maknunah sebut saja Nuna, seorang perempuan yang bekerja di Yayasan Prasasti Perdamaian (YPP) menyebutkan ada kurang lebih tiga anak yang ditahan di Lapas. Sehingga menjadikan Nuna untuk melakukan pendampingan terhadap anak yang menjadi korban terorisme tersebut. Mengapa anak yang ikut terlibat dalam aksi terorisme dikatakan sebagai korban bukan pelaku?

Nuna memaparkan bahwa, anak-anak yang terpapar ideologi radikal adalah anak usia 15-18 tahun. Dengan usia di bawah 18 tahun adalah usia yang masih membutuhkan hak-hak mereka untuk dilindungi dan masih terus diberikan dukungan seperti halnya yang disebutkan dalam undang-undang yang mengatur perlindungan anak di Indonesia.

 

Anak Rentan Terpapar Ideologi Radikal 

Keterlibatan anak dalam aksi terorisme dapat terjadi karena berbagai faktor. Namun dari kasus-kasus yang sering ditemukan, faktor penyebab anak menjadi korban adalah anak-anak biasanya dipengaruhi oleh orang dewasa dan seringkali mereka melakukan aksi teroris secara tidak sadar. Namun dari kasus yang terjadi ditemukan bahwa, keterlibatan anak di dalam berbagai aksi teror dipengaruhi oleh orang tua dan orang yang berada di sekitar lingkungannya.

Maka dari itu, jika lingkungan tempat tinggal sang anak diliputi oleh paham radikal, cenderung anak untuk terlibat ke dalam kelompok radikal juga semakin kuat. Hal ini dapat terjadi lantaran anak-anak selalu mencontoh perilaku dari orang tua dan lingkungan tempat tinggalnya. 

Faktor lainnya adalah anak tidak mendapatkan perlindungan dan ruang yang nyaman di dalam keluarganya, sehingga membuat anak mencari kenyamanan ke orang lain. Sejalan dengan itu menurut Nuna, anak-anak seringkali diberikan kenyamanan dan iming-iming memiliki kehidupan yang bahagia serta dosa-dosa dihilangkan jika masuk dalam komunitas atau kelompok-kelompok radikal. Anak menjadi tergiur dan terjebak dalam kelompok tersebut. Mereka diajari dengan narasi-narasi atau bacaan-bacaan yang berideologi radikal. Sehingga anak akan terpengaruh dan mengalami perubahan pemikirannya yang menyimpang.

 

Pendampingan Anak 

Khariroh Maknunah melakukan kerja-kerja intensif terhadap anak-anak yang terlibat aksi terorisme dengan cara melakukan pendampingan kepada mereka. Dalam melakukan pendampingannya Nuna menggunakan metode learning. Serta ia menempatkan dirinya bukan sebagai orang dari YPP tapi sebagai Nuna yang siap mendengarkan semua isi pikiran mereka. Ia menemani dan berperan sebagai kakak atau teman curhat bagi mereka.

Perlu diketahui anak-anak mempunyai latar belakang yang berbeda-beda hingga bisa terjebak dan terpengaruh ideologi radikal tersebut. Maka dari itu, Nuna memberikan dukungan atau support sistem kepada anak yang terpapar ideologi radikal serta memberikan perlindungan dan ruang yang nyaman untuk mereka. Membisikkan hal-hal positif yang dapat mengubah dan menuntun mereka menentukan jalannya sendiri menuju paham yang tidak menyimpang.

Cara Nuna melakukannya dengan dialog dan diskusi kepada mereka karena hal itu adalah sebuah bentuk kepedulian kepada mereka serta mengisi rasa kasih sayang yang sudah lama hilang dalam benak mereka. Nuna tidak menggerus langsung ideologi radikal mereka tapi dengan cara perlahan dan tanpa disadari mereka akan tergeser ideologinya.

Bagi Nuna pemulihan anak yang sudah terpapar ideologi radikal dan sampai sudah melakukan aksi terorisme memang tidak mudah. Ia membutuhkan waktu kurang lebih tiga tahun untuk mengubah ideologi yang menyimpang dari anak tersebut. Dengan demikian, ia terus melakukan pembaharuan data mengenai perkembangan ideologi mereka secara terus menerus agar mudah dalam menjalankan pendampingan dan pemulihan ini.

Proses pemulihan ini bekerja sama dengan Balai Pemasyarakatan (BAPAS) dan pemerintah daerah setempat supaya terdapat rehabilitasi lanjutan. Serta bekerja sama dengan keluarga anak tersebut dan masyarakat di lingkungan tempat tinggal anak dengan melakukan sejumlah program untuk proses penerimaan terhadap anak yang sebelumnya terpapar ideologi radikal agar tidak terkena diskriminasi. 

 

Perlindungan Anak Tanggung Jawab Semua Orang

Konsep perlindungan anak memahami bahwa anak di bawah 18 tahun adalah korban, sehingga mereka punya hak untuk mendapatkan pendampingan yang utuh agar dapat kembali menjadi manusia yang dapat mengambil keputusan secara sadar dan atas kemauan sendiri.

Sebagaimana dapat kita contoh dari kisah Nuna, perempuan yang melakukan pendampingan dan perlindungan terhadap anak korban kelompok ekstremis. Kita dapat menerapkan strategi serupa untuk membantu anak-anak yang terpapar ekstremisme kekerasan.

Pendampingan juga penting memastikan persetujuan anak dan keluarganya dalam perlindungan anak korban kelompok ekstremis. Melindungi anak dari kelompok tersebut adalah tanggung jawab semua orang. Semua pihak, keluarga, pemerintah, organisasi masyarakat sipil dan lainnya perlu memberikan perlindungan kepada anak agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Mari ciptakan lingkungan yang nyaman dan damai bagi anak. 

 

Penulis

Opini

Di sini kita membahas topik terkini tentang perempuan dan upaya bina damai, ingin bergabung dalam diskusi? Kirim opini Anda ke sini!

Scroll to Top