Cafe Religi: Ruang Pluralitas dalam Membangun Toleransi dan Keamanan Bersama Arie Riandry Ardiansyah

Tempat ngopi atau yang biasa disebut kalangan anak muda sebagai cafe kini bertransformasi sebagai medium belajar perdamaian, di mana ruang-ruang ini menawarkan aroma perdamaian untuk semua kalangan, termasuk perempuan. Café Religi menjadi wadah diskusi, pertukaran ide, dan refleksi tentang keberagaman. Di dalamnya, kaum muda, termasuk perempuan, bisa saling berbagi perspektif, memperjuangkan kesetaraan, dan membangun kesadaran tentang pentingnya perdamaian serta keadilan sosial. Cafe, dengan atmosfer santainya, memberikan kesempatan bagi individu dari latar belakang yang berbeda untuk berdialog secara terbuka, mengurangi ketegangan, dan menciptakan ruang inklusif yang mendukung tercapainya tujuan bersama dalam menciptakan masyarakat yang lebih aman dan damai. Sebuah medium yang dipelopori oleh JAKATARUB (Jaringan Kerja Antar Umat Beragama) meyakini bahwa Dialog antar iman, berawal dari dialog antar teman. 

 

Cafe Religi: Ruang Pluralitas dalam Membangun Toleransi dan Keamanan Bersama Arie Riandry Ardiansyah

Ruang Perjumpaan Dialog Antar Agama

Arfi sebagai koordinator Jakatarub meyakini dengan hadirnya Café Religi sebagai sesuatu yang konkrit dalam menjawab persoalan mengenai prasangka dalam keberagaman, Cafe Religi muncul sebagai respons terhadap kebutuhan mendalam individu untuk memiliki kebebasan dalam mengajukan pertanyaan apa pun yang ingin mereka ketahui. Lebih dari sekadar tempat untuk berbagi informasi, program ini menawarkan pengalaman yang sangat berharga bagi setiap orang yang ingin terlibat dalam dialog terbuka dan bertanya tanpa rasa takut atau khawatir tentang reaksi atau respons yang mungkin timbul. Dengan menciptakan atmosfer yang aman dan inklusif, Cafe Religi memastikan bahwa setiap peserta merasa dihargai saat mengungkapkan rasa ingin tahu, keraguan, dan minat mereka, tanpa terhambat oleh batasan-batasan eksternal.

Medium ini sebagaimana perjumpaan antar umat beragama yang prosesnya melalui dialog merupakan bagian integral dan pengembangan diri dan pemahaman akan kepercayaan serta praktik-praktik keagamaan. Dalam proses Café Religi peserta bertanya dan saling bertukar mengenai informasi keberagaman. Dengan menggunakan metode post to post terdapat 10 pos agama yang terdiri dari Islam, Kristen, Hindu, Buddha, Konghucu, Sikh, Yahudi, Penghayat, Baha’I dan Non Believer.

 

Terciptanya Dialog yang Inklusif

Cafe Religi memberikan ruang bagi individu untuk berbicara dan berdiskusi tanpa adanya hambatan atau ketakutan akan penilaian. Dalam suasana yang nyaman dan santai, setiap orang, terlepas dari latar belakang budaya, agama, atau pandangan politik, dapat menyampaikan pendapat dan bertanya tanpa rasa takut akan diskriminasi. program ini berfungsi sebagai wadah yang mendukung pertukaran ide secara bebas, di mana keberagaman dihargai dan perbedaan dianggap sebagai kekuatan, bukan hambatan.

Dengan menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif, Cafe Religi memberi kesempatan bagi setiap peserta, baik perempuan maupun laki-laki, muda maupun tua, untuk berpartisipasi dalam dialog yang membangun. Dialog ini menjadi sarana untuk meningkatkan pemahaman, mengurangi ketegangan sosial, dan memperluas perspektif. Lebih dari sekadar berbagi informasi, diskusi yang terjadi di sini mendorong pembelajaran bersama yang berfokus pada nilai-nilai toleransi, empati, dan perdamaian.

Melalui dialog yang inklusif, Cafe Religi membantu menciptakan masyarakat yang lebih terbuka, harmonis, dan saling mendukung, di mana perbedaan bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti, tetapi dirayakan sebagai bagian dari kekayaan sosial.

Dialog yang terjalin di Cafe Religi juga menjadi jembatan untuk menyelesaikan konflik, baik yang bersifat pribadi maupun sosial. Dengan memberikan ruang bagi berbagai suara untuk didengar dan dihargai, program ini berperan dalam mengurangi ketegangan sosial dan menciptakan kesadaran kolektif akan pentingnya perdamaian. Peserta tidak hanya belajar untuk mengungkapkan pendapat mereka, tetapi juga untuk mendengarkan dengan penuh perhatian, sebuah keterampilan yang penting dalam membangun masyarakat yang lebih toleran dan damai.

Secara keseluruhan, Cafe Religi berfungsi sebagai katalisator untuk perubahan sosial yang positif, menciptakan lingkungan di mana keberagaman tidak hanya diterima, tetapi juga dirayakan. Dalam proses ini, setiap individu diberdayakan untuk menjadi agen perdamaian dan penghubung antara berbagai kelompok dalam masyarakat.

Penulis

Opini

Di sini kita membahas topik terkini tentang perempuan dan upaya bina damai, ingin bergabung dalam diskusi? Kirim opini Anda ke sini!

Scroll to Top