Zahra Tsamarah: dari Trauma Kekerasan Menuju Pemberdayaan

Perempuan yang menjadi korban kekerasan seringkali merasa putus asa, kehilangan harapan, dan tidak berdaya. Kecemasan menjadi hal yang umum, terutama terkait dengan rasa takut akan kekerasan berulang. Akan tetapi, salah satu dari dampak yang paling serius adalah trauma mendalam. 

Sama halnya dengan Zahra Tsamarah ia merupakan sosok perempuan yang terjebak dalam lingkaran ekstremisme kekerasan. Pengalaman traumatisnya mengakibatkan depresi dan kecemasan yang berkepanjangan yang membuatnya merasa asing di lingkungan sekitarnya. 

Zahra Tsamarah: dari Trauma Kekerasan Menuju Pemberdayaan

 

Pengalaman Zahra Tsamarah 

Sejak tahun 2020, Zahra Tsamarah terjebak dalam pergerakan depresi berat akibat berbagai tekanan yang datang dari lingkungan akademis hingga sosialnya. Perundungan yang dialaminya di sekolah serta ekspektasi tinggi dari keluarga dan masyarakat yang membuatnya merasa terasing dan putus asa.

Sebagai seorang perempuan yang pernah terjerumus dalam ideologi ekstremisme, Zahra mengalami trauma mendalam yang mempengaruhi kehidupannya secara keseluruhan. Pengalaman tersebut tidak hanya mengakibatkan depresi dan kecemasan, tetapi juga membuatnya merasa asing di tengah masyarakat. 

Salah satu langkah penting dalam proses pemulihannya adalah mencari bantuan profesional. Terapi psikologis membantu memahami trauma yang dialaminya dan memberikan alat untuk mengatasi rasa sakit emosionalnya. Melalui terapi ini Zahra belajar untuk melepaskan beban emosional yang selama ini dipikulnya untuk menemukan kembali jati dirinya.

Seiring berjalannya waktu dengan bantuan terapi, Zahra mulai menemukan cara untuk mengatasi rasa sakitnya. Berkat bantuan terapi ini, salah satu cara yang paling efektif bagi Zahra adalah berkebun. Aktivitas ini tidak hanya memberikan ketenangan pikiran tetapi juga membantu mengurangi gejala depresi yang dialaminya, sebab berkebun merupakan aktivitas yang ia sukai dari dulu. 

Melalui berkebun, Zahra belajar untuk menghargai proses pertumbuhan, baik pada tanaman maupun pada dirinya sendiri, sehingga ia mulai merasakan kembali kebahagiaan dan harapan dalam hidupnya. Dalam hal ini, Zahra berhasil menemukan jalan keluar dari rasa sakit yang menggerogoti jiwanya. 

 

Dampak yang dialami oleh Zahra Tsamarah

Dampak dari pengalaman traumatis yang dialami Zahra sangat signifikan dengan berbagai aspek kehidupan. Dalam banyak kasus perempuan yang mengalami kekerasan. Mereka sulit untuk meninggalkan situasi yang berbahaya karena berbagai alasan, seperti ancaman, atau stigma sosial. 

Stigma sosial terkait kesehatan mental seringkali membuatnya merasa terisolasi, sehingga memperburuk kondisinya. Stigma sosial yang melekat pada korban kekerasan seringkali membuat mereka sulit untuk mendapatkan dukungan dan bantuan. Bahkan perempuan yang selamat dari kekerasan juga kerap dijauhi oleh masyarakat, bahkan oleh keluarga sendiri.

Hal ini relevan dengan apa yang dialami oleh Zahra, hal tersebut menyebabkan Zahra trauma akan orang-orang di sekitarnya bahkan teman-teman terdekatnya.

Dampak ini menjadi salah satu pengaruh yang malah memperburuk kondisi psikologis dan menghambat proses pemulihannya. Siklus kekerasan inilah yang dapat memperparah dampak psikologis yang dialami dan dapat menyebabkan trauma yang lebih kompleks. Karena, dampak kekerasan terhadap kesehatan mental perempuan tidak hanya bersifat sementara, tetapi dapat juga berdampak dalam jangka yang cukup panjang. 

 

Upaya melalui Waras Berkebun

Dalam situasi ini, banyak perempuan seperti Zahra yang tidak mendapatkan dukungan yang cukup untuk mengatasi dampak psikologis dari pengalaman dan traumatis mereka. 

Zahra merasa terdorong untuk kembali kepada komunitasnya. Ia menyadari bahwa banyak perempuan lain di luar sana yang mengalami nasib serupa, menjadi korban kekerasan tanpa mendapatkan dukungan yang memadai. Dari sinilah lahir ide untuk mendirikan sebuah program yang bertujuan untuk menciptakan ruang aman bagi perempuan-perempuan yang pernah mengalami kekerasan.

Meskipun menghadapi tantangan yang begitu berat, Zahra berhasil bangkit dan menciptakan perubahan positif bagi dirinya dan perempuan lain. Melalui proses pemulihan yang panjang, ia mendapatkan bantuan profesional, kemudian ia mengambil langkah positif dengan menginisiasi program “Waras Berkebun,” yang bertujuan untuk dukungan psikologis bagi perempuan lain yang mengalami situasi serupa. 

Melalui program ini, ia menciptakan ruang aman di mana perempuan dapat berbagi pengalaman, mendapatkan bantuan profesional, dan menemukan kembali kekuatan mereka. Dalam program ini, Zahra menyediakan tempat di mana mereka bisa berbagi pengalaman tanpa takut dihakimi. 

Kegiatan berkebun yang ia buat tidak hanya menjadi terapi bagi jiwa korban tetapi juga sebagai cara untuk membangun kembali rasa percaya diri dan solidaritas antar sesama perempuan. 

Inisiatif ini bertujuan untuk menciptakan ruang bagi individu-individu lain yang juga mengalami masalah kesehatan mental untuk berkumpul, berbagai pengalaman, dan saling mendukung melalui kegiatan berkebun. 

Hal yang unik dalam program ini, peserta diajak untuk terlibat dalam aktivitas berkebun secara kolektif, di mana mereka tidak hanya belajar tentang teknik bercocok tanam tetapi juga mendapatkan kesempatan untuk berbicara tentang kesehatan mental mereka dalam suasana aman dan mendukung. Zahra berharap program ini dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat sekaligus memperjuangkan pentingnya kesadaran akan kesehatan mental. 

 

Peran dan Keterlibatan Sosial

Sebagai seorang yang telah bebas dari traumatis dan pendiri waras kebun, Zahra memiliki peran penting dalam menjembatani komunikasi antar masyarakat sipil dan pemerintah. Setelah berhasil mendirikan program Waras Berkebun, iya aktif terlibat dalam berbagai forum diskusi mengenai kesehatan mental di tingkat lokal maupun nasional. 

Melalui keterlibatannya ini, Zahra berusaha menunjukkan betapa pentingnya dukungan komunitas dalam pemulihan individu-individu yang mengalami gangguan mental. 

Dengan adanya sinergi antara inisiatif masyarakat sipil seperti Waras Berkebun dan program-program pemerintah terkait kesehatan mental, diharapkan akan tercipta lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung bagi mereka yang membutuhkan. 

Selain itu, program Waras Berkebun juga menunjukkan bahwa layanan kesehatan mental harus lebih mudah diakses oleh semua masyarakat. Banyak perempuan yang tidak mendapatkan dukungan psikologis karena stigma atau kurangnya pengetahuan tentang pentingnya kesehatan mental. Oleh karena itu, inisiatif seperti ini sangat diperlukan untuk meningkatkan kesadaran akan sisi kesehatan mental di kalangan perempuan.

 

Kesimpulan 

Kisah Zahra bukan hanya sekedar perjalanan pribadi menuju pemulihan, dia juga menjadi simbol harapan bagi banyak orang lainnya yang berjuang dengan masalah serupa. Melalui Waras Berkebun, Zahra tidak hanya menemukan jalan menuju kesejahteraan pribadi tetapi juga berkontribusi pada perubahan sosial yang besar. 

Ia membuktikan bahwa meskipun dampak kekerasan dapat menghancurkannya, akan tetapi ada harapan untuk pemulihan dan perubahan positif ketika perempuan saling mendukung dan berbagi pengalamannya. 

Dengan demikian, kisah Zahra menjadi inspirasi bahwa setiap individu memiliki potensi untuk menjadi agen perubahan dalam upaya meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental di Indonesia.

Penulis

Opini

Di sini kita membahas topik terkini tentang perempuan dan upaya bina damai, ingin bergabung dalam diskusi? Kirim opini Anda ke sini!

Scroll to Top