Upaya institusionalisasi gender sensitivity dalam berbagai aspek berkontribusi pada demaskulinisasi adalah proses keluar dari dominasi laki-laki, dan membuat standar baru yang meletakkan pengalaman perempuan sebagai pijakan utama. Bidang ekstremisme kekerasan dan terorisme telah lama didominasi oleh laki-laki, sehingga memiliki pengaruh nilai-nilai, perilaku, dan struktur maskulin yang dianggap normatif atau superior dalam
berbagai aspek kehidupan sosial.
Institusionalisasi sensitivitas gender dalam program WGWC Talks: Untold and Unheard Stories, berhasil mengungkap cerita senyap tentang kisah para istri mantan teroris, yang selama ini tidak mendapatkan ruang aman di publik. Siapa sangka hingar bingar dan heroisme penangkapan suamisuami pelaku terorisme, ternyata menyisakan cerita perih para istri dan anak yang mengalami eksklusi sosial, perundungan karena status, transisi ibu rumah tangga menjadi pencari nafkah yang tidak mudah, dan berbagai dilema ajaran “istri sholeha” yang rigid, kontras dengan realitas yang dihadapi.
Semua rekam jejak pencapaian diatas menjadikan parameter awal agenda PUG pada RAN PE periode 2025-2029. Ini artinya, bahwa PUG seharusnya dijalankan dalam dua pendekatan yaitu pendekatan terintegrasi ke dalam semua tema-tema RAN PE II, dan menjadi topik khusus yaitu pada tema kelima yaitu Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan, Anak, dan Pemuda. Kertas Usulan ini ditujukan untuk memberikan gambaran komprehensif bagaimana PUG diintegrasikan ke semua tema-tema, dan sebagai tema khusus.