Keberhasilan Program Deradikalisasi BNPT dalam Lima Tahun Terakhir

Program deradikalisasi yang dijalankan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam lima tahun terakhir menunjukkan hasil positif. Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah mantan narapidana terorisme (napiter) yang masuk kategori “hijau,” yaitu mereka yang aktif berinteraksi dengan petugas dan mengikuti program reintegrasi.

Direktur Eksekutif Yayasan Prasasti Perdamaian Jakarta, Taufik Andrie, menjelaskan bahwa sejak berada di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), napiter dapat dikategorikan sebagai merah, oranye, atau hijau. “Napiter kategori merah umumnya menolak program deradikalisasi, sementara kategori oranye masih memiliki potensi untuk berpartisipasi dalam program tersebut,” ucapnya pada Rabu (24 Desember 2024)

Keberhasilan Program Deradikalisasi BNPT dalam Lima Tahun Terakhir

Taufik menambahkan bahwa pemantauan ketat diperlukan bagi napiter kategori merah, sedangkan napiter oranye dapat dipantau secara berkala untuk melihat peluang keterlibatan mereka dalam program lanjutan. Napiter kategori hijau, yang aktif dalam program dan berinteraksi dengan petugas, memiliki keuntungan dalam proses pemantauan setelah mereka bebas.

Pemerintah dinilai serius dalam menjalankan program ini, dengan memberikan berbagai dukungan bagi mantan napiter. Contohnya, ada mantan napiter di Bandung yang mendapatkan bantuan berupa lahan sawah, bibit, dan pupuk dengan insentif hingga Rp60 juta.

Namun, Taufik mengingatkan agar BNPT, Densus 88, dan pemangku kepentingan lainnya tetap memperketat pemantauan terhadap mantan napiter dari semua kategori. Hal ini menjadi penting menyusul penggulingan Presiden Suriah Bashar al-Assad oleh kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS), yang sebelumnya berafiliasi dengan ISIS. Keberhasilan HTS ini dikhawatirkan dapat membangkitkan kembali semangat kelompok ekstremis di Indonesia untuk berangkat ke Suriah.

https://rmol.id/nusantara/read/2024/12/25/649849/mantan-napiter-hijau-bertambah-lewat-program-deradikalisasi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Tentang WGWC

Working Group on Women and Preventing/ Countering Violent Extremism (WGWC) merupakan sebuah platform jaringan bagi masyarakat sipil dan pemerintah yang bekerja untuk memperkuat pengarus-utamaan gender (gender maintreaming) dalam policy maupun intervensi penanggulangan radikalisme dan ekstrimisme (terorisme) di Indonesia. Dideklarasikan pada tanggal 24 Juli 2017 di Bogor, WGWC telah menjadi rumah bersama bagi para aktor yang bekerja dalam pengarusutamaan gender dalam pencegahan ekstremisme kekerasan.

Newsletter

Scroll to Top