Jakarta – Rahima bersama Yayasan Prasasti Perdamaian (YPP) dan Working Group Working Group on Women and P/CVE (WGWC), memfasilitasi Forum Refleksi dan Evaluasi terkait implementasi program Female Ulama Goes to Prison di Jakarta, Senin (30 September 2024). Forum tersebut melibatkan 19 orang peserta dari petugas Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dan Balai Pemasyarakatan (Bapas) di Jawa Barat dan Banten yang terlibat dalam program.
“Forum ini sangat penting sebagai wadah refleksi untuk mengukur keberhasilan program dan mengidentifikasi tantangan yang dihadapi selama penggunaan buku saku di lapangan,” ungkap Khariroh Maknunah, Program Manager Yayasan Prasasti Perdamaian, saat ditemui di sela-sela acara.
Menurut Perempuan yang akrab disapa Nuna tersebut, peserta forum mendapat kesempatan untuk mendiskusikan berbagai aspek positif dari program ini, termasuk dampaknya terhadap upaya pencegahan radikalisme di lingkungan Lapas dan Bapas. ”Para peserta dapat secara terbuka menyampaikan kendala yang mereka hadapi dalam proses penyebaran dan penerapan materi di institusi masing-masing,” tambahnya.
”Kami membuka ruang seluas-luasnya bagi peserta untuk memberikan masukan, baik terkait konten buku saku maupun strategi penyebarannya,” jelas Nuna. Ia menekankan pentingnya masukan substantif untuk penyempurnaan konten dan masukan strategis untuk meningkatkan efektivitas penggunaan buku saku di lapangan.
Khariroh mengungkapkan bahwa hasil evaluasi dari forum ini akan menjadi dasar penyempurnaan program ke depan. ”Kami berharap dengan adanya masukan dari para praktisi di lapangan, buku saku ini bisa menjadi instrumen yang lebih efektif dalam upaya kontra-narasi ekstremisme kekerasan di lingkungan Lapas dan Bapas,” pungkasnya.