Surabaya – Working Group on Women and Countering/Preventing Violent Extremism (WGWC) bekerjasama dengan PW Fatayat NU Jawa Timur dan AMAN Indonesia telah sukses menyelenggarakan kegiatan Refreshment Fasilitator Reflective Structured Dialogue (RSD) untuk Reintegrasi Sosial di Lamongan. Acara yang berlangsung selama dua hari, 4-5 September 2024, di Surabaya ini dihadiri oleh 18 peserta yang terdiri dari fasilitator RSD dan perwakilan warga Desa Kandangsemangkon, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan.
Co-Manager Jaringan AMAN Indonesia Yeni Lutfiana, menjelaskan tujuan utama dari refreshment ini. ”Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas fasilitator RSD yang telah dilatih oleh AMAN sebelumnya. Selain itu, kami juga mendiskusikan langkah-langkah konkret untuk pelaksanaan dialog reintegrasi sosial di Desa Kandangsemangkon,” ujarnya.
Selama acara berlangsung, para peserta terlibat dalam diskusi intensif mengenai skenario dialog dan peran representasi warga dalam proses tersebut. ”Kami menekankan pentingnya menjalin komunikasi yang efektif dengan stakeholder desa dan melakukan profiling calon peserta dialog. Ini adalah langkah krusial untuk memastikan keberhasilan proses reintegrasi sosial,” tambah Yeni.
Salah satu highlight dari acara ini adalah pemaparan mengenai best practice reintegrasi sosial yang telah berhasil dilaksanakan di Kelurahan Mekarjaya, Depok. ”Dengan berbagi pengalaman sukses ini, kami berharap para fasilitator dapat mengadaptasi dan menerapkan strategi yang relevan untuk konteks Lamongan,” kata Yeni.
Lebih lanjut, Yeni menekankan bahwa kegiatan ini hanyalah awal dari serangkaian program yang telah direncanakan. ”Setelah refreshment fasilitator ini, langkah selanjutnya adalah pembentukan dan penguatan kapasitas Tim Tangguh di Desa Kandangsemangkon. Ini merupakan bagian integral dari strategi reintegrasi sosial yang komprehensif,” jelasnya.
Yeni juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi multi-stakeholder dalam upaya reintegrasi sosial. Dirinya menegaskan jika Kerjasama antara WGWC, Fatayat NU Jawa Timur, dan AMAN Indonesia menunjukkan komitmen untuk menghadirkan pendekatan yang holistik dan inklusif dalam menangani isu-isu sensitif di masyarakat.
Menutup wawancara, Yeni menyampaikan harapannya untuk masa depan. “Kami optimis bahwa melalui upaya-upaya seperti ini, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih resilient dan inklusif. Reintegrasi sosial bukan hanya tentang mengembalikan individu ke masyarakat, tetapi juga tentang membangun kohesi sosial yang lebih kuat,” pungkasnya.