Jakarta – Division for Applied Social Psychology Research (DASPR) mengadakan Diskusi Publik Bersatu Melawan Radikalisme, Intoleransi, dan Terorisme di Hotel Accacia, Jakarta Pusat, Kamis (28 Desember 2023). Acara tersebut membahas isu-isu krusial terkait pencegahan radikalisme dan terorisme di Indonesia.
Diskusi publik ini menghadirkan dua narasumber, yaitu Founder DASPR, Nasir Abas, dan Kanit 1 Subdit Kontra Ideologi Dit. Cegah Densus 88 Polri, AKBP Moh. Dofir, S.Ag., SH., MH. Menurut peneliti DASPR, Erni Kurniati, yang menjadi moderator diskusi, acara ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang ancaman radikalisme dan terorisme serta merangsang kolaborasi antara berbagai pihak untuk mencegah perkembangannya di Indonesia.
“Agenda ini adalah agenda kedua yang mana DASPR membawa informasi positif bahwa indeks potensi radikalisme di Indonesia mengalami penurunan sebesar 2.2% dari tahun 2020 hingga 2022,” ujar Erni.
Menurut Nasir Abas, terorisme bukanlah kejadian spontan, melainkan sebuah proses yang dimulai dari intoleransi, radikalisme, hingga terorisme. Oleh karena itu, masyarakat ditekankan memiliki peran penting dalam deteksi dini terhadap indikasi radikalisme di lingkungan sekitar. “Masyarakat perlu waspada terhadap berbagai bentuk intoleransi dan radikalisme, seperti penyebaran ujaran kebencian, propaganda kekerasan, dan ajaran-ajaran yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila,” ujar Nasir.
Sementara itu, AKBP Moh. Dofir mengatakan, Polri terus berkomunikasi dengan masyarakat untuk menghindari penyebaran ajaran radikal melalui kajian agama. Polri juga melakukan berbagai upaya pencegahan radikalisme, seperti deradikalisasi dan rehabilitasi bagi para mantan pelaku terorisme.
“Kami mengajak masyarakat untuk bersama-sama melawan radikalisme, intoleransi, dan terorisme,” ujar Dofir.
Diskusi publik ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk dari kalangan akademisi, aktivis, jurnalis, dan perwakilan dari lembaga-lembaga pemerintah dan non-pemerintah.