Jakarta – Perkembangan pesat dalam lingkaran ekstremisme telah menyiratkan kebutuhan mendesak untuk melindungi perempuan dan anak dari perekrutan dan propaganda aksi terorisme. Menanggapi hal ini, Neng Hannah, pengurus Wilayah Fatayat NU Jawa Barat, menekankan perlunya perhatian khusus terhadap kelompok yang paling rentan. Sejak Juli 2020, INFID dan PW Fatayat Jawa Barat telah menginisiasi Forum Multi Stakeholder di Jawa Barat, yang melibatkan berbagai Organisasi Masyarakat Sipil (OMS), Organisasi Perangkat Daerah (OPD), dan Organisasi Keagamaan. Forum ini bertujuan untuk meningkatkan sistem reintegrasi dan pendampingan bagi perempuan dan anak yang terpapar paham radikal terorisme.
Hal tersebut diungkap oleh Wakil Ketua Pengurus Wilayah (PW) Fatayat Nahdatul Ulama (NU) Jawa Barat, Neng Hannah. Pada 2021, Forum Multistakeholder, bekerja sama dengan Institut Perempuan dan Working Group on Countering Violent Extremism (WGWC), terlibat dalam advokasi untuk menerbitkan Rencana Aksi Daerah Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme (RAD PE) di Provinsi Jawa Barat.
”Hasilnya, Peraturan Gubernur No 40 tahun 2022 tentang RAD PE tahun 2022-2024 dikeluarkan. Agensi perempuan di Jawa Barat telah memainkan peran penting dalam mengawal implementasi pengarusutamaan gender dan anak dalam RAD PE,” terangnya dalam agenda WGWC Talk Seri 27 dengan tema ‘Benarkah Kepemimpinan Perempuan Lebih Efektif? Belajar dari Multistekholder Jawa Barat’, Rabu (23 Agustus 2023).
Dalam usaha rehabilitasi dan reintegrasi sosial bagi individu atau komunitas yang terpapar radikalisme kekerasan, program-program seperti pemetaan kolaborasi dan penguatan kerja-kerja Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan (PCVE) telah dilakukan di Jawa Barat. Kolaborasi antara berbagai entitas, termasuk masyarakat sipil, pemerintah daerah, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh adat, serta alokasi anggaran yang efektif, telah membantu pelaksanaan RAD PE.
Di tempat yang sama, SC WGWC, Ruby Kholifah menyoroti pencapaian WGWC dalam mendukung RAD PE di daerah. WGWC telah berhasil menghasilkan banyak karya yang relevan dengan implementasi Rencana Aksi Nasional Pencegahan Ekstremisme (RAN PE). WGWC juga telah berperan sebagai motor penggerak untuk pengesahan RAD PE di tingkat daerah. ”Melalui Gerbong WGWC, para pemimpin perempuan saling mendukung dan berkolaborasi dengan pemerintah daerah untuk mendorong pengesahan RAD PE,” terangnya.
Dalam kesempatan tersebut, dirinya juga menekankan penting peran perempuan dalam memahami diversitas dan membangun jaringan yang berkelanjutan dalam konteks RAN PE dan RAD PE. ”WGWC juga melibatkan korban terorisme dalam upaya pencegahan ekstremisme kekerasan, memperlihatkan komitmen yang kuat dalam merangkul semua elemen masyarakat untuk menciptakan harmoni dan keamanan yang lebih baik,” pungkasnya.