Suci Winarsih, seorang pegawai di Lapas Perempuan Bandung, memiliki tugas tambahan sebagai wali narapidana perempuan atau pamong napiter perempuan. Sejak tahun 2018, Suci telah menjadi wali narapidana selama kurang lebih 5 tahun dan telah mendampingi empat napiter perempuan. Dua di antaranya telah bebas, satu bebas murni dan satu lagi bebas bersyarat.
Dalam menjalankan tugasnya, Suci mengambil pendekatan yang berbeda dengan pendekatan kekuatan fisik. Ia lebih memilih untuk mengambil hati narapidana perempuan dan memperlakukan mereka sebagai sesama manusia. Suci juga menganggap mereka sebagai saudara sendiri, sehingga tercipta kepercayaan atau trust antara mereka.
Dalam mendampingi narapidana perempuan, Suci tidak hanya memandang mereka sebagai napiter saja, namun juga sebagai narapidana umum. ”Tujuannya adalah untuk memanusiakan manusia, sehingga pendekatan-pendekatan yang dilakukan selalu mengedepankan aspek kemanusiaan,” tegasnya.
Pendekatan ini telah diterapkan di Lapas perempuan Bandung dan Lapas perempuan lainnya yang memiliki napiter perempuan. Hasilnya, ketika narapidana perempuan telah bebas, mereka tetap berkomunikasi dengan Suci untuk mengabarkan perkembangan terbaru dalam kehidupan mereka. Sebagai wali narapidana perempuan, Suci memiliki peran yang sangat penting dalam membantu narapidana perempuan untuk menjalani masa hukumannya dengan lebih baik.
”Dalam tugasnya, saya selalu memegang teguh prinsip untuk memperlakukan narapidana perempuan dengan hati dan memanusiakan mereka sebagai sesama manusia,” pungkasnya.
Dirinya mulai menjadi wali napiter sejak 2018, lalu. Total, dirinya mendapingi 4 napiter perempuan. Dua diantaranya, sudah dinyatakan bebas, seorang sudah dinyatakan bebas murni dan seorang lagi sudah dinyatakan bebas bersyarat.