Jakarta – Yayasan Empatiku meluncurkan buku Panduan Mengenali Tanda Peringatan Dini Ekstremisme Kekerasan, Senin (6 Maret 2023). Agenda tersebut dihadiri oleh BNPT yang diwakili oleh Mayor Jenderal TNI Nisan Setiadi, S.E, Deputi I Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi, BNPT, bersama Mira Kusumarini dari Yayasan Empatiku dan Dwi Yuliawati Faiz mewakili Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan (UN Women).
Menurut Direktur Yayasan Empati, Mira Kusumarini, buku ini berisi informasi tentang bagaimana proses radikalisasi terjadi. Contoh-contoh perilaku apa saja yang penting dikenali sebagai tanda peringatan dini. Tindak lanjut penanganan dan pencegahan apa saja yang dapat dilakukan. ”Buku ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi seluruh masyarakat dari berbagai latar belakang dalam meningkatkan daya tangkal terhadap penyebaran paham terorisme di Indonesia,” ungkapnya selesai acara di Jakarta Pusat.
Diungkap olehnya, saat ini masyarakat masih kurang pengetahuan tentang risiko ekstremisme kekeraran yang mengarah pada terorisme dan dalam mengenali tanda-tanda peringatan dini menjadi tantangan dalam proses pencegahan. Hal ini menyebabkan masyarakat Indonesia, termasuk perempuan dan anak menjadi rentan terpapar paham terorisme.
”Penyebaran ideologi terorisme biasanya diawali dengan penyebaran narasi propaganda. Mereka yang tertarik kemudian didoktrin, direkrut dan terlibat dalam perjuangan kelompok radikal,” terangnya.
Dalam menguatkan masyarakat, sangat penting peningkatan pengetahuan dan kemampuan mengenali tanda peringatan dini ekstremisme kekerasan akan membuat warga tangguh terhadap upaya propaganda kelompok radikal. Buku panduan ini, lanjutnya, mengangkat kasus-kasus nyata dapat menjadi pembelajaran dalam mencegah penyebaran paham ekstremisme kekerasan di Indonesia bahkan dunia.
Di tempat yang sama, Head of Programmes, UN Women Indonesia Dwi Yuliawati Faiz mengatakan, jika perempuan dapat menjadi pembuat perubahan yang kuat dan dapat memainkan peran penting dalam mendeteksi tanda-tanda awal radikalisasi dalam kehidupan bermasyarakat. ”Partisipasi yang setara dari semua pihak akan meningkatkan efektivitas dan keberlanjutan upaya pencegahan ekstrimisme,” jelasnya.
Terakhir, Mayor Jenderal TNI Nisan Setiadi, S.E menyatakan bahwa peningkatan pengetahun dan kewaspadaan warga menjadi sangat genting dan penting. ”Buku Panduan ini memuat prinsip-prinsip dasar dalam melakukan deteksi dini terhadap gejala atau tanda-tanda ekstremisme berbasis kekerasan yang terjadi di masyarakat,” ucapnya.
Dalam kesempatan tersebut, dirinya mengungkapkan jika proses radikalisasi ada banyak proses. Sehingga, perlu dilakukan deteksi. Contoh kasus yang diulas dapat menjadi pembelajaran dalam melakukan deteksi dini mencegah radikalisasi. Sehingga, menurutnya sangat penting daya Tangguh dan peran serta masyarakat dalam menemukan dan mengenali ekstremisme kekerasan.
Dari informasi yang dihimpun, agenda ini dihadiri oleh Kepolisian Republik Indonesia, organisasi masyarakat sipil, aktivis, dan pegiat muda. Acara dihadiri oleh ratusan peserta secara offline dan online dari perwakilan masyarakat sipil, Kementerian dan Lembaga, Pemerintah Daerah, Kedutaan Besar negara sahabat, akademisi, dan media.