29 C
Jakarta
Kamis, 12 Desember 2024

Jamaah Islamiyah; Gerakan Teroris Versi Indonesia

Bagaimana pergerakan organisasi teroris di Indonesia? Mungkinkah mereka melakukan pengeboman begitu saja tanpa bergabung dalam sebuah wadah untuk menguatkan kapasitas dirinya untuk melakukan tindakan kebenaran yang dianutnya? Pada faktanya, seseorang menjadi teroris membutuhkan proses panjang. Salah satunya bergabung dalam sebuah organisasi teroris. Di Indonesia, salah satu organisasi teroris yang dikenal cukup militan dan sangat aktif yakni Jamaah Islamiyah.

Dikutip dari laman Center for international Security and Cooperation (CISAC) Stanford University, menjelaskan bahwa Jamaah Islamiyah merupakan pecahan organisasi Darul Islam (DI). Berdasarkan informasi, kelompok ini mulai bersatu dan membentuk organisasi resmi pada akhir 1980-an hingga awal 1990-an. Organisasi ini berarti organisasi keislaman yang dibentuk di Malaysia pada akhir tahun 1980-an oleh kelompok kaum ekstremis Indonesia yang sedang mengasingkan diri. Jaringan teroris ini menyebar ke berbagai kepulauan di Indonesia, Malaysia Filipina, Singapura dan Thailand.

Seperti kelompok pada umumnya, organisasi JI memiliki tujuan besar untuk mendirikan negara Islam dengan banyak sekali agenda besar untuk melenyapkan musuh Islam, yakni orang-orang yang tidak memeluk agama Islam. Pada mulanya, organisasi ini melakukan jalan damai untuk mewujudkan visi misi besarnya yang sangat suci tersebut. Akan tetapi, pada tahun 90-an, terjadi pergerakan yang berbeda dilakukan oleh JI karena pengaruh Al-Qaeda yang sangat kuat sehingga membuat para jihadis itu berubah Haluan dengan melakukan perang suci.

Tidak heran, pada Desember 2000, Jamaah Islamiyah bertanggung jawab besar atas serangkaian pengeboman gereja di Indonesia yang menewaskan 18 orang serta serangkaian pengeboman di Manila yang menewaskan 22 orang. serangan ini adalah bentuk nyata bahwa, organisasi gerakan Islam satu ini adalah organisasi teroris yang benar-benar mendedikasikan organisasinya untuk mengubah Indonesia menjadi negara Islam yang baku.

Jejak pengeboman yang dilakukan tidak berhenti pada itu saja. Akan tetapi, akan tetapi bisa dilihat dari jejak yang lain yakni: pertama, bom Dubes Filipina tahun 2000. Kedua, bom natal tahun 2000 yang meledak lebih dari 20 gereja di Batam, Pekanbaru, Jakarta, Pangandaran, Bandung, Mojokerto dan Mataram. Ketiga, bom Bali 1 tahun 2022. Keempat, bom Marriott tahun 2003 yang menewaskan 12 orang dan 150 orang lebih mengalami luka-luka. Dari sekian banyak ledakan yang terjadi pada awal tahun 200-an tersebut, menjadi pertanyaan besar adalah, siapa dedengkot dari aksi terorisme itu?

Ia adalah Abu Bakar Baasyir, pengasuh pondok pesantren Al Mukmin, Ngruki, Sukoharjo. Sampai hari ini, posisi Abu Bakar Ba’asyir masih menjadi ancaman yang sangat besar mengingat bahwa, ideologi yang dia miliki menjadi otak dari gerakan Jamaah Islamiyah yang sampai hari ini masih eksis di dunia gerakan. Pada tahun 1983, Ba’asyir bersama Abdullah Sungkar ditangkap dengan tuduhan menghasut orang untuk menolak asas Pancasila.

Hal ini diperkuat dengan kebijakan pondok pesantren yang diasuhnya untuk menolak hormat kepada Pancasila karena tidak sesuai dengan ajaran Islam. Tidak hanya itu, ia juga diduga menjadi otak dari serangan teroris di beberapa daerah. Di persidangan, Abu Bakar Ba’asyir tidak terima putusan kasasi yang memvonis hukuman 9 tahun penjara. Keduanya justru memilih kabur ke Malaysia. Dari sinilah muncul inisiasi keduanya untuk mendirikan Jamaah Islamiyah yang menjadi wadah terorisme bagi masyarakat Asia Tenggara, khususnya Indonesia.

Dalam pendirian Jamaah Islamiyah, organisasi ini memiliki hubungan cukup kuat dengan al-Qaeda. Hubungan tersebut bisa dibaca melalui keberadaan JI yang sering disebut sebagai sayap al-Qaeda di Asia Tenggara. Kehadiran kaum militan di Asia Tenggara secara bersamaan di kamp al-Qaeda di Afghanistan, menyebabkan terjadi hubungan pribadi antara JI dan kelompok-kelompok Islamis garis keras Asia Tenggara.
Kelompok-kelompok ini membuktikan bahwa sebagian personal JI terinspirasi oleh tokoh global seperti
Osama bin Laden.

Dia membuat organisasi JI berhaluan kepada gerakan teroris untuk memurnikan ajaran Islam dengan mendirikan sistem pemerintahan Islam. Dari sinilah kita bisa membaca organisasi Jamaah Islamiyah ini adalah organisasi teroris versi Indonesia, yang dengan sayap pergerakannya, mereka terinspirasi dari organisasi teroris Timur Tengah dan memiliki kekuatan besar dalam melanjutkan visi besarnya yakni mendirikan pemerintahan Islam. Gerakan organisasi ini sangat terstruktur. Mereka memiliki anggota yang sangat militan dan loyal untuk melanjutkan perjuangan.

TERBARU

Konten Terkait