“Kita sering diajarkan pintar menjawab tetapi jarang diajarkan untuk pintar bertanya.” – Amalia Suri (Program Direktur Emancipate Indonesia, Network Coordinator SDSN Youth 2020-2021, Peneliti Imparsial)
Perdamaian itu apa? Menurut KBBI, perdamaian adalah keadaan tanpa perselisihan. Hal ini sangat rentan terjadi pada kondisi sosial yang beragam. Namun demikian, keadaan damai membutuhkan usaha bersama tidak hanya satu orang saja. Meminjam kata dari Marshela, Perwakilan Peace Generation Solo, jika Perdamaian itu perlu diciptakan.

PeaceGen Solo dan Solo Bersimfoni mempunyai target dan tujuan yang sama. Namun caranya yang berbeda untuk menciptakan perdamaian. PeaceGen menggunakan cara yang disebut “12 Nilai Perdamaian” untuk menciptakan perdamaian. 12 Nilai Perdamaian yang dimaksud adalah menerima diri sendiri, menghapus prasangka, keragaman etnik, perbedaan agama, perbedaan gender, perbedaan status sosial, perbedaan kelompok, merayakan keberagaman, memahami konflik, menolak kekerasan, mengakui kesalahan dan memaafkan.
Sedangkan Solo Bersimfoni menggunakan pendekatan kearifan lokal, yaitu Hasthalaku yaitu grapyak semanak, guyub rukun, gotong royong, lembah manah, ewuh pekewuh, pangerten, andhap asor dan tepa selira. Dua cara pendekatan ini juga mempunyai arti yang berhubungan. Apalagi dengan lokasi yang sama yaitu Solo, Solo Bersimfoni dan PeaceGen Solo sering melakukan kegiatan bersama.
Anggota PeaceGen Solo pernah mengikuti Training of Trainers (ToT) yang dilakukan oleh Solo Bersimfoni dan menjadi Sahabat Simfoni-relawan Solo Bersimfoni. Sahabat Simfoni pun pernah belajar mengenai “12 Nilai Perdamaian” bersama dengan PeaceGen Solo. Rasanya, pencegahan ekstremisme dan radikalisme sangat terkesan berat dan rumit. Namun, hal tersebut bisa dilakukan dengan menciptakan perdamaian.
Menciptakan perdamaian bisa dikemas dengan sederhana dan menarik oleh anak muda. Seperti hasthalaku yang terkesan kuno. Jika dikemas secara menarik di media sosial dan dihubungkan dengan isu terkini yang sedang hangat tentu saja akan mendapatkan perhatian dari anak muda. Sehingga secara organik mereka akan menyebarkan hal tersebut pada akun media sosialnya.
Anak muda merupakan kunci dalam mengkampanyekan keberagaman dan nilai perdamaian. Jangan menjadi sebatas judul atau pajangan dalam kampanye keberagaman dan perdamaian. Anak muda sangat mungkin untuk membuat program sendiri, memulai kampanyenya sendiri dan menyebarkan keberagaman serta nilai perdamaian dengan cara mereka agar didengar oleh kalangan mereka juga.