Pendekatan yang dilakukan oleh para guru pamong ini sangat menarik perhatian. Di mana keduanya melakukan pendekatan dengan rasa cinta dan kasih. Hal tersebut diungkap oleh Komisioner Komnas Perempuan, Imam Nakhei.
”Mendampingi dengan rasa kasih sayang dan cinta, dari hati ke hati. Nah, yang memiliki pendekatan dengan cara ini adalah cara kerja dari perempuan. Sehingga, perempuan lebih banyak memiliki peran penting untuk napiter perempuan karena mereka memiliki pendekatan yang soft, kasih sayang dan cnita dari hati ke hati,” terangnya.

Diakui olehnya, para perempuan peremuan pintar mencari titik-titik yang bisa meluluhkan hati. Caranya, menggunakan pendekatan pengasuhan anak dan orang tua dan kebutuhan ekonomi lainnya. Menggunakan pendekatan non-diskriminatif atas dasar keyakinan dan non-kekerasan dalam arti fisik, walau kadang-kadang masih mengancam juga karena diancam jadi balik mengancam.
”Nah di sini saya kira ini juga pendekatan yang menarik Catatan dari saya, yang saya belum lihat tadi misalnya ketika napiter perempuan masuk ke dalam penjara, itu menggunakan pendekatan apa? pendekatan instrumen HAM itu ada kewajiban menjelaskan informasi tentang hak-hak napiter itu sesungguhnya apa,” terangnya.
Hal lainnya, berdasarkan pengalaman para pamong di lapas perlu dibuatkan semacam road map atau peta jalan. Mulai dari tahapan-tahapan perubahan yang terjadi pada napiter. ”Selama ini, praktek baik yang sudah dilakukan perlu dibuatkan roadmap berdasarkan pengalaman beliau,” pungkasnya.