Di Indonesia, Kementerian Sosial berpartisipasi dalam program rehabilitasi sosial yang dirancang oleh BNPT sesuai dengan program deradikalisasi yang digunakan di penjara untuk para narapidana teroris. Penampungan Handayani telah berusaha menyediakan kegiatan rehabilitasi sebaik mungkin. Yayasan Handayani telah mengundang sejumlah ulama dari Departemen Agama untuk menghadapi ajaran ISIS yang telah diserap oleh orang-orang yang dideportasi dan menyusun program pendidikan untuk anak-anak yang dideportasi.
Sejumlah penolakan dari para orang-orang yang didampingi seringkali terjadi. Mulai dari tidak mau memberikan salam, tidak mau menjawab pertanyaan hingga memberikan lebel ‘kafir’ kepada para pendamping. Hal tersebut pun terjadi kepada salah satu pekerja sosial dari Kementerian Sosial, Sri Wahyuni. Dia mencerikan jika diawal pendampingan dia seringkali mendapatkan penolakan. Bahkan dirinya seringkali disebut kafir oleh orang yang akan damping.
”Sebenernya sedih dikatakan kafir oleh sesame muslim. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, mereka bisa berubah. namun cukup saya dan teman-teman PS saja yang tahu dan tidak ditampakkan ke mereka,” terangnya.
Penolakan pun terjadi oleh pendamping lainnya, Mega Priyanti. Dia mengungkapkan jika dirinya seringkali menerima penolakan. ”Sering saya ditolak, karena mereka menganggap sudah ga ada masalah. Ketika saya datang ke alamat tertentu, ternyata orangnya udah pindah,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, ketika ada penolakan, dirinya selalu melakukan hal-hal lainnya agar bisa diterima. Dia memberikan contoh, jika ditolak oleh suami, biasanya dia masuk lewat istrinya. Dirinya datang ke rumah orang yang didampingi dan mengobrol banyak hal.
”Pernah deportan di Bekasi, suaminya menolak kehadiran saya berkali-kali, namun saya coba tetap datang saat siang hari ketika suaminya tidak ada di rumah, saya coba ngobrol dengan istri tentang hal-hal yang lebih umum dan tidak mengorek tentang ideologi mereka,” terangnya.
Jenis penolakan pun terjadi beragam. Salah satunya dengan orang yang didampingi pindah rmah. ”Jika ada yang sudah pindah alamat, untuk memastikan biasanya saya bertanya kepada Pak RT, namun ini juga harus dengan teliti dan pendekatan yang pas agar justru tidak menimbulkan keresahan jika masyarakat baru tahu ada tetangga yang harus didampingi,” ungkapnya.
Diakui olehnya, ketika di lapangan daya kreatif harus terus diasah untuk melihat situasi dan mengerti situasi. Perlu untuk terus mengasah kreativtas dan cara untuk intervensi. ”Pendampingan itu panjang tidak terbatas pada proyek dan itu hubungan kemanusiaan jadi sudah ada keterikatan secara batin. Mungkin proyeknya selesai, namun hubungan pribadi tidak selesai. Bahkan ada yang masih main ke rumah,” pungkasnya.