Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita menemukan isu atau masalah yang berkaitan dengan toleransi serta intoleransi. Karena masalah toleransi tersebut sangat berkaitan dan muncul karena adanya intoleransi. Ketika kita membicarakan perihal toleransi otomatis akan langsung terarah pada isu intoleransi yang diakibatkan dari tidak adanya toleransi.
Bulan lalu saya sempat mengikuti diskusi pada pelatihan kepenulisan disalah-satu organisasi kedaerahan. Kebetulan tema pokok dalam diskusi tersebut adalah toleransi. Dari dalam diskusi tersebut mulai tercetus banyak pertanyaan mengenai intoleransi, apakah intoleransi penyebab radikalisme?
Fanatisme dari suatu paham atau agama yang tak terkontrol menyebabkan hadirnya sikap intoleransi sebagai akar masalahnya, sikap intoleransi ini dapat muncul atau terjadi baik di dalam lingkungan terkecil. Dalam 20 tahun terakhir banyak paham intoleransi yang muncul di indonesia dan akhirnya terwujud ke dalam tindakan yang sangat radikal, bahkan menjurus ke terorisme.
Jadi benar bahwa memang intoleransi adalah akar radikalisme karena memang sikap sikap yang terwujud dari intoleransi adalah radikalisme itu sendiri. radikalisme juga dipengaruhi oleh wawasan yang kurang luas dalam hal berbangsa dan bernegara khususnya bagi kebinekaan di Indonesia.
Sebab itu pentingnya menerapkan toleransi dan upaya deradikalisasi di lingkungan sekitar agar terciptanya suatu kondisi yang aman, nyaman dan damai. Karena jika tidak akan sangat rentan terjadi tindakan kriminal serta kekerasan yang terjadi akibat intoleransi itu sendiri.