C-Save Gelar Diskusi Buku “Kisah Tak Terungkap”

Buku ini mengangkat kisah dua deportan, remaja lelaki asal Lamongan dan seorang perempuan muda di Sidoarjo yang terindikasi berjejaring dengan ISIS di Suriah. Keduanya dipulangkan ke Indonesia dari negara transit Turki.

Penulisan buku berangkat dari beberapa alasan. Berupaya mengungkap dari mana mereka terpapar, bagaimana sampai ke negara transit, proses rehabilitasi, hingga reintegrasi di masyarakat atau keluarga. Selain itu, memetakan peran pemerintah dan masyarakat sipil dalam penanganan deportan, returni, dan napiter.

C-Save Gelar Diskusi Buku “Kisah Tak Terungkap”

Data naskah ini berbasis fakta, diperoleh dengan metode wawancara 32 narasumber. Sumber pertama, sumber kedua yang berkontak erat, informan kunci, dan pemangku kepentingan di sejumlah kota. Lamongan, Madiun, Sidoarjo, Surabaya, dan Jakarta. Data lapangan diambil pada situasi pandemi Covid-19, sejak Oktober hingga awal Desember 2020. Juga, diperkaya data hasil pendampingan deportan yang dilakukan C-SAVE bermitra dengan Fatayat NU Jawa Timur sejak 2017.

Karya ini sengaja ditulis dalam bentuk Narasi, bukan format laporan riset. Narasi dalam konteks ini adalah feature yang bertumpuk-tumpuk. Hal ini agar tulisan lebih luwes dan bisa dijangkau oleh khalayak umum.

Data dalam buku ini adalah milik C-SAVE (Civil Society Against Violent Extremism), di bawah tanggungjawab Dr. Ichsan Malik. Kami harap karya sederhana ini bermanfaat, terutama dalam mencegah berkembangnya ekstremisme kekerasan.Jika tertarik baca bisa pesan ke Penerbit Epigraf (0895-2299-1122) IG: @buku.epigraf

Untuk agenda sendiri akan dilaksanakan pada Kamis (17/12/2020) pada pukul 09.00 – 10.45. Dalam agenda tersebut hadir menjadi narasumber diantaranya :

1. Jonathan Judiantor (Kepala Bakesbangpol Jawa Timur)
2. Solahudin Hartman (Periset Kajian Terorisme)
3. Dewi Winarti (Ketua PW Fatayat NU Jawa Timur)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tentang WGWC

Working Group on Women and Preventing/ Countering Violent Extremism (WGWC) merupakan sebuah platform jaringan bagi masyarakat sipil dan pemerintah yang bekerja untuk memperkuat pengarus-utamaan gender (gender maintreaming) dalam policy maupun intervensi penanggulangan radikalisme dan ekstrimisme (terorisme) di Indonesia. Dideklarasikan pada tanggal 24 Juli 2017 di Bogor, WGWC telah menjadi rumah bersama bagi para aktor yang bekerja dalam pengarusutamaan gender dalam pencegahan ekstremisme kekerasan.

Newsletter

Scroll to Top