Manfaatkan SITI, Temukan Kasus Ekstremisme Kekerasan di Masyarakat

Setelah melaksanakan sosialiasi SITI, Tim Kelurahan dijadwalkan melakukan pertemuan bulanan untuk membahas implementasi SOP manajemen kasus, termasuk meninjau keseluruhan pelaksanaan Tim Kelurahan, khususnya dalam efektivitas pendidikan publik dan kegiatan sosialisasi dalam isu ekstremisme kekerasan.

Selain itu, kegiatan ini bertujuan menggali respon positif dari masyarakat dalam memanfaatkan SITI, menemukan solusi dari tantangan yang dihadapi masyarakat yang menerapkan SITI, serta diskusi tentang kasus-kasus yang dilaporkan kepada Tim Kelurahan. Di Kelurahan Babakan Sari pertemuan ini dilaksanakan pada Jumat, 25 September 2020 yang dihadiri oleh lima anggota Tim Kelurahan dari jam 09.00 – 11.00 WIB. Sedangkan di Kelurahan Pasirbiru kegiatan ini dilaksanakan secara daring melalui aplikasi ZOOM Meetings pada 30 September 2020 yang dihadiri empat orang anggota Tim Kelurahan dari 08.45 – 11.00 WIB

Manfaatkan SITI, Temukan Kasus Ekstremisme Kekerasan di Masyarakat

Diskusi Pembahasan Kasus
Dalam upaya menggali kasus, petugas lapangan bertanya terlebih dahulu tentang proses sosialisasi yang telah dilaksanakan Tim Kelurahan. Pak Asep sebagai Koordinator Tim Kelurahan Babakan Sari menceritakan proses sosialisasinya bersama dua anggota yang lain di Masjid Al-Hidayah RW 10.

Mereka mensosialisasikan tentang SITI yang telah membentuk Tim Kelurahan untuk menangani kasus-kasus yang berkaitan dengan ekstremisme kekerasan. Selain itu, mereka membagikan brosur kepada masyarakat yang hadir di sana. Dari Tim Kelurahan Pasirbiru, Pak Kamil bercerita kalau mereka telah melakukan sosialisasi kepada beberapa orang di lingkungan RW 12. Respons dari masyarakatnya pun sangat baik dan mengapresiasi terbentuknya Tim Kelurahan, karena ada ketakutan tersendiri dari masyarakat mengenai isu ekstremisme kekerasan yang mungkin terjadi di Kelurahan Pasirbiru.

Petugas lapangan juga menanyakan apakah ada kendala saat melaksanakan sosialisasi SITI ini. Pak Nasaroh dari Tim Kelurahan Babakan Sari menyampaikan bahwa kendala utamanya ialah keterbatasan waktu dari masyarakat dan tim keluarahan itu sendiri.

”Kendala tersebut berdampak pada Tim Kelurahan yang belum bisa mengeksplor hal-hal yang mungkin terjadi di lingkungan RW 10 yang berkaitan dengan ekstremisme kekerasan. Oleh sebab itulah untuk saat ini belum terdeteksi kasus apapun di Kelurahan Babakan Sari dan dapat dinyatakan masih aman,” katanya.

Untuk hambatan di Kelurahan Pasirbiru, disampaikan oleh Pak Kamil juga salah satunya pengetahuan Tim Kelurahan tentang SITI dan isu ekstremisme kekerasan belum mumpuni. ”Selain itu, brosur SITI yang telah diberikan petugas lapangan telah habis, sehingga tidak semua masyarakat mendapatkan brosur,”ucapnya.

Di Pasirbiru juga belum ada kasus yang berkaitan dengan ekstremisme kekerasan, hanya saja Pak Kamil bercerita tentang komunitas keagamaan yang ada di RW 12 yang masih melaksanakan aktivitas eksklusif di masjid. Meskipun begitu, aktivitas tersebut tidak mengganggu masyarakat karena yang bersangkutan telah meminta izin kepada Ketua RW sesuai dengan prosedur.

Sumber : https://peacegen.id/pertemuan-internal-tim-kelurahan-dan-pembahasan-kasus-ekstremisme-kekerasan/

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tentang WGWC

Working Group on Women and Preventing/ Countering Violent Extremism (WGWC) merupakan sebuah platform jaringan bagi masyarakat sipil dan pemerintah yang bekerja untuk memperkuat pengarus-utamaan gender (gender maintreaming) dalam policy maupun intervensi penanggulangan radikalisme dan ekstrimisme (terorisme) di Indonesia. Dideklarasikan pada tanggal 24 Juli 2017 di Bogor, WGWC telah menjadi rumah bersama bagi para aktor yang bekerja dalam pengarusutamaan gender dalam pencegahan ekstremisme kekerasan.

Newsletter

Scroll to Top