28.4 C
Jakarta
Senin, 9 September 2024

Fatayat NU Memain Peran yang Cukup dalam Pencegahan Radikalisme dan Ekstremisme

Jakarta – Fatayat NU menggelar Training of Trainer (TOF) Da’iyah Fatayat NU, belum lama ini. Agenda tersebut difasilitasi oleh Rubi Kholifah dan Riri Khariroh yang mana keduanya merupakan Steering Committee (SC) Working Group on Women and Preventing/Countering Violent Extremism (WGWC). Menurut Ketua Pelaksana Anisa Rahmawati, hal ini adalah respon dari Fatayat NU dari isu radikalisme dan ekstremisme berkekerasan yang masyarakat. Agenda ini menyasar para da’iyah Fatayat NU yang berasal dari Pulau Jawa.

”Para da’iyah ini merupakan para influenser yang akan mencegah radikalisme dan ekstremisme dengan melalui dakwah. Serta bisa menyebarkan luaskan nilai-nilai islam yang rahmatan lil’alamin berbasis isu radikalisme dan ekstremisme berkekerasan,” ungkapnya, belum lama ini.

Diakui olehnya Fatayat NU memiliki cukup banyak da’iyah NU yang memainkan peran yang sangat penting di masyarakat. Untuk itu, melalui proses pembelajaran seperti ini, harus dapat tersampaikan dengan baik kepada masyarakat. Mengingat, terdapat dampak yang cukup besar dari masalah radikalisme dan ekstremisme berkekerasan ini di masyarakat.

Sehingga, melalui dakwah masyarakat harus diedukasi dengan baik. Serta para da’iyah ini harus mengawal reintegrasi masalah-masalah tersebut di masyarakat. Serta, bisa menyebarkan dengan sangat luas dengan menggunakan dakwah. Apalagi, pola dakwah sudah berubah dengan menggunakan sosial media. Hal ini harus dibaca dengan baik oleh para da’iyah Fatayat NU.

”Penyebaran faham radikalisme dan ekstremisme ini mengalami pergeseran yang cukup kuat di masyarakat dengan menggunakan sosial media dengan sasaran perempuan dan anak. Keadaan ini harus mampu dibaca oleh para kader Fatayat NU,” tegasnya.

”Agenda ini sebagai pembekalan strategi dakwah para da’iyah bisa dilakukan di media,” tambahnya.

Di saat yang bersamaan, salah satu SC WGWC Ruby Kholifah melakukan training untuk memperkuat kapasitas da’iyah. Hal ini agenda yang sangat penting dilakukan untuk memastikan para influenser ini memahami dan mengerti tentang isu radikalisme dan ekstremisme ini.

”Hal ini adalah salah upaya dari WGWC dan Patner untuk memastikan para influenser di masyarakat benar-benar memahami radikalisme. Sekaligus melakukan aksi pencegahan yang tidak masuk ke dalam kelompok ini,” tegasnya selaku Direktur AMAN Indonesia.

Hal selanjutnya yang perlu dipastikan adalah memastikan agar orang-orang yang sempat terpapar radikalisme dan ekstremisme ini tidak kembali pada kelompok ini. Dia menegaskan, pemerintah tidak bisa bekerja dengan sendiri, untuk itu sangat diperlukan peran masyarakat dalam melakukan pencegahan.

”Working Group akan selalu siap segala upaya proses pembelajaran di masyarakat tentang apa itu radikalisme dan bagaimana dampaknya terhadap perempuan lebih luas lagi. NU memainkan peran yang penting dalam upaya pencegahan ini,” ucapnya.

Dirinya menegaskan jika gerakan radikalisme dan ekstremisme sudah lama menyasar perempuan dan anak. Maka dari itu, pergesaran dari gerakan tersebut dengan melibatkan perempuan dan anak harus direspon dengan massif dengan melibatkan masyarakat yang cukup luas. Dia juga berpandangan jika da’iyah ini merupakan influencer yang siap bersinggungan dengan kelompok tersebut.

”Gerakan ini sudah sangat lama terjadi di masyatakat, namun NU memainkan peran yang cukup penting dalam melakukan upaya pencegahan,” pungkasnya.

TERBARU

Konten Terkait